Kamis, 27 April 2023

Pengrajin Spanduk,Demontrasi membuat spanduk Nasi Goreng Sea Food Tegal.


 

RESEP RICA RICA BEBEK ENTOK TERENAK.Ini Spanduknya.


 

Tehnik dasar menggambar ikan nila pada spanduk pecel lele lamongan


 

MAKAN SEA FOOD KAKI LIMA!!KETEMU YANG LENGKAP BANGET NIH!!ini lukisan spanduknya.


 

MAKAN SEA FOOD KAKI LIMA!!KETEMU YANG LENGKAP BANGET NIH!!ini sketsa lukisan spanduknya,sketsa gambar kepiting,udang,cumi ikan,kerang.


 

Bongkar Resep!!resep Soto Lamongan, bersertifikat hak paten.


 

Salah satu Tip supaya konsumen mau balik lagi ditempat warung kita.di desain restro Pecel lele .


 

Kenapa Pelukis Spanduk Soto Lamongan kian langka.


 

Tabrak warna kontras,spanduk Soto Lamongan biar ngejreng,full durasi.


 

Spanduk Pecel lele,Bongkar Rahasianya.


 

Bongkar ...rahasia oplosan cat sablon spanduk Pecel lele.


 

Desain spanduk pecel lele dengan Coreldraw


 

10 Pertanyaan ( 1) - sang Maestro Spanduk Pecel lele Lamongan.


 

10 Pertanyaan (2) dari Media untuk Maestro Spanduk pecel lele


 

Minggu, 26 September 2021

Siapa Pelukis Spanduk Pecel Lele Pinggir Jalan? Sosoknya Dikenal dari Aceh Sampai Papua

Siapa Pelukis Spanduk Pecel Lele Pinggir Jalan? Sosoknya Dikenal dari Aceh Sampai Papua

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Y Gustaman



TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Hartono sedang melukis spanduk pecel lele di rumah kontrakannya Kawasan Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Bekasi pada Senin (22/2/2021). 









Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Siapa Pelukis Spanduk Pecel Lele Pinggir Jalan? Sosoknya Dikenal dari Aceh Sampai Papua, https://jakarta.tribunnews.com/2021/02/22/siapa-pelukis-di-balik-spanduk-pecel-lele-pinggir-jalan-sosoknya-dikenal-dari-aceh-sampai-papua.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Y Gustaman










Pelukis Sepanduk Bertahan Ditengah Kemudahan Cetak Digital

 


LIPUTAN BERSAMA JPM TV




Mantan pedagang pecel lele di Bekasi, Jawa Barat banting setir menjadi pelukis spanduk pecel lele khas Lamongan.

JPM TV frekuensi 60 UHF



CERITA URBAN: HARTONO PELUKIS SPANDUK PECEL LELE KARYANYA TEMBUS 4 RIBU, TERSEBAR SAMPAI PAPUA

 

LIPUTAN BERSAMA TRIBUN


TRIBUN-VIDEO.COM - Sebagian besar spanduk pecel lele karya Hartono (51) telah menghiasi berbagai daerah di Indonesia, bahkan sampai ke ujung Papua. Dari sebuah rumah kontrakan sederhana seluas 3 x 12 meter, pria asal Desa Ngayung, Madura, Jawa Timur itu telah menghasikan sekitar 4.000-an karya spanduk lukisan pecel lele. Hartono bercerita tentang masa lalunya saat merantau ke Jakarta pada tahun 1992. Ia tak langsung menjadi seorang pelukis spanduk pecel lele kala itu. Mari saksikan wawancara tim Tribun Network bersama Hartono dalam CERITA URBAN di atas.


Sehari menjadi Pelukis Spanduk Pecel Lele




LIPUTAN TRANS 7





Vidio ini bagian dari program Trans7,Sehari menjadi......yang terpotong.dan sudah ada ijin dari team kreatif Ryanfernando

 

 

Dibalik Spanduk Pecel Lele Khas Lamongan - iNews Siang 23/10

 

Liputan Bersama I News TV





Senin, 30 Desember 2019

Manual Di Era Digital | CARITA (342/1) BERSAMA JAWA POST TV

LIPUTAN BERSAMA JAWA POST TV



Berawal dari membuat spanduk untuk usahanya sendiri, kini Hartono fokus menjalanankan usahanya dengan membuat lukisan spanduk pecel lele. Tidak hanya untuk memikat calon pembeli, hasil goresan kuasnya menjadi ikon kuliner tanah kelahirannya, Lamongan. PROGRAM : CARITA JUDUL : MANUAL DI ERA DIGITAL EPS : 342 SEASON : 2 TAYANG : RABU, 25 DESEMBER 2019 Eksekutif Produser : Fariansyah Produser : Muhamad Sridipo Reporter : Defry Novaldi Cameraman : Wahyu Santiko & Aris Sandi Editor : Ardiyanto E.S Ikuti Twitter kami di @jawapostv Facebook jawapostv Instagram @jawapostvofficial Subcribe Youtube https://www.youtube.com/channel/UCJMZ... jawapostv Paling Indonesia! frekuensi 60 UHF Jangan lupa subcribe youtube channel jawapostv.

Spanduk Legendaris Gunakan di Berbagai Daerah | CARITA (342/2) BERSAMA JAWA POST TV


LIPUTAN BERSAMA JAWA POST TV



Berawal dari membuat spanduk untuk usahanya sendiri, kini Hartono fokus menjalanankan usahanya dengan membuat lukisan spanduk pecel lele. Tidak hanya untuk memikat calon pembeli, hasil goresan kuasnya menjadi ikon kuliner tanah kelahirannya, Lamongan.

Kualitas Spanduk Digital di Bawah Spanduk Lukis | CARITA (342/3) BERSAMA JAWA POST TV


LIPUTAN BERSAMA JAWA POST TV




Berawal dari membuat spanduk untuk usahanya sendiri, kini Hartono fokus menjalanankan usahanya dengan membuat lukisan spanduk pecel lele. Tidak hanya untuk memikat calon pembeli, hasil goresan kuasnya menjadi ikon kuliner tanah kelahirannya, Lamongan.

Spanduk Lukis Sebagai Cara Menikat Pelanggan | CARITA (343/4)- BERSAMA JAWA POST TV


LIPUTAN BERSAMA JAWA POST TV



Berawal dari membuat spanduk untuk usahanya sendiri, kini Hartono fokus menjalanankan usahanya dengan membuat lukisan spanduk pecel lele. Tidak hanya untuk memikat calon pembeli, hasil goresan kuasnya menjadi ikon kuliner tanah kelahirannya, Lamongan.

Kamis, 31 Oktober 2019

Pemikat Pembeli Pecel Lele

Pemikat Pembeli Pecel Lele Bersama Trubus.id


Apasih yang paling indentik dengan kuliner pecel lele bagi trubus mania?. yaps, pasti spanduk khasnya! Background kain putih, gaya huruf yang khas dan gambar hewan yang dijadikan menu serta warna cerah stabilo, jadi penanda khusus adanya warung pecel lele, meskipun trubus mania hanya sekedar lewat dijalan tanpa membacanya kan? Nah video trubus.id kali ini akan membahas pak hartanto yang merupakan seniman lukis spanduk pecel lele. telah lebih dari 4000 outlet pecel lele mempangkan karya lukisnya sebagai daya tarik warung pecel lele. ingin tau seperti apa kisahnya? yuk simak video trubus.id kali ini. Official Account www.trubus.id Portal Agribisnis dan Pemanfaatan alam untuk ekonomi, bisnis, gaya hidup hijau, dan pemberdayaan masyarakat For Information or Business inquiress : https://api.whatsapp.com/send?phone=6...

Minggu, 27 Oktober 2019

LIPUTAN BERSAMA ANTARA

https://hayoapaya.wordpress.com/2019/02/17/gaya-klasik-lukisan-spanduk-warung-lamongan-hartono/
                                                       HAYO, APA YA?



GAYA KLASIK LUKISAN SPANDUK WARUNG LAMONGAN HARTONO

Karya: Aditya Pradana Putra, Ahmad Faisal Adnan, dan Astri F.H.

Pelukis spesialis spanduk warung makan khas Lamongan, Hartono berpose dalam sesi pemotretan di studio miliknya di Pekayon, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (16/2/2019). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra


Bekasi, 17/2 (ANTARA) – Waktu menunjukkan pukul 16.00, matahari mulai miring menuju titik tenggelamnya. Dua lelaki sibuk menyiapkan tenda biru untuk lapak dagangan kaki lima di bagian selatan Kota Bekasi, Jawa Barat.
Usai tenda itu berdiri, keduanya menarik spanduk panjang berwarna putih dengan tepian warna hijau “stabilo” dan gambar warna-warni sejumlah hewan. Mereka memasangnya sebagai penutup warung sekaligus reklame penarik minat calon konsumen.


Sejumlah warga melintasi sebuah warung makan khas Lamongan di Pekayon, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (16/2/2019). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Spanduk dengan warna-warna cerah bertuliskan “Ayam Gepuk dan Pecel Lele Cak Kumis” mencolok mata siapa saja yang melintasinya. Pemandangan spanduk mencolok penanda itu merupakan warung makan khas Lamongan, Jawa Timur, seperti itu banyak sekali dijumpai di kota-kota di Indonesia, termasuk Bekasi.
“Jumlah warung seperti ini ratusan di Bekasi, bahkan mungkin ribuan di Jakarta dan sekitarnya,” kata pemilik warung makan khas Lamongan “Cak Kumis”, Tasrif (51).Menurutnya, spanduk-spanduk warung makan khas Lamongan seperti miliknya itu memiliki keseragaman baik warna maupun gaya menggambarnya.“Model-model spanduk yang sama di kalangan pedagang warung makan khas Lamongan ada maksudnya, Mas,” kata lelaki dengan logat Jawatimuran yang kental itu.


Seorang pedagang menggoreng ayam di salah satu warung makan khas Lamongan, Pekayon, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (16/2/2019). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Tidak sekedar memberikan keberuntungan, dia mengatakan, model spanduk lukisan berbahan kain ini juga dinilai memiliki kekuatan lebih sebagai reklame dibandingkan spanduk “digital printing” yang makin marak belakangan ini.“Warna mencoloknya lebih muncul, terutama malam hari spanduk lukisan manual seperti ini lebih mengeluarkan cahaya,” kata dia.Selain itu, lanjut Tasrif, tidak semua orang bisa membuat spanduk warung makan khas Lamongan seperti miliknya ini.khas Lamongan. Berada di perkampungan padat penduduk di Pekayon, Kota Bekasi, Jawa Barat, seorang penyedia jasa lukis spanduk warung makan khas Lamongan menjalankan usahanya. Dia Hartono, pria 49 tahun asal Desa Ngayung, Maduran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
    Berbekal informasi yang didapatkan di internet, tidak sulit mencari di mana “pelukis  legendaris” spanduk warung makan         Pertemuan Hartono dengan bisnis jasa lukisan warung makan khas Lamongan ini tidak disengaja. Cerita itu berawal saat dirinya membuka usaha warung makan pecel lele khas Lamongan pada 1994 di Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat. Untuk menghemat pengeluaran, dirinya membuat spanduk warungnya secara mandiri.
            “Hasilnya gak jelek-jelek amat lah waktu itu,” kata pria yang merupakan suporter klub sepak bola Persela Lamongan itu.
            Melihat hasil lukisan spanduk yang lumayan, lanjut Hartono, kawannya yang juga akan membuka warung makan khas Lamongan di daerah lain meminta dirinya untuk membuatkannya juga.
            Usaha warung makan pecel lele khas Lamongan Hartono berjalan dengan segala dinamika yang ada, dengan sesekali dirinya masih melayani permintaan membuat spanduk dari kawan lain sedaerahnya yang ingin membuka warung serupa.
            Seiring berjalannya waktu, kemampuan autodidaknya dalam melukis spanduk warung makan khas Lamongan semakin terasah. Usaha warung makan pecel lele milik Hartono juga mengalami pasang surut karena beberapa kali harus berpindah lokasi karena terdampak penggusuran oleh aparat setempat.
            Medio 2008, Hartono mengambil salah satu keputusan besar dalam hidupnya. Dia mantap memutuskan “gantung panci” alias pensiun dari bisnis warung makan pecel lelenya yang telah 14 tahun menjadi tumpuan penghidupan keluarganya. “Karena saya bosen digusur dan dipalak preman waktu jualan di jalanan,” kata pria yang memiliki dua putri itu.
Usai berhenti dari “dunia pecel lele”, Hartono memantapkan dirinya untuk menggeluti bisnis jasa lukis spanduk warung makan khas Lamongan. Hal itu juga tidak lepas dari makin banyaknya pesanan spanduk dari kawan-kawannya maupun orang lain yang tidak ia kenal.


Pelukis spesialis spanduk warung makan khas Lamongan, Hartono bekerja di studio miliknya di Pekayon, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (16/2/2019). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

“Berkat ‘getok tular’ dari kawan-kawan yang sudah pernah order, permintaan semakin melonjak,” kata pria yang pernah memenangi lomba gambar Porseni SMA se-Kabupaten Lamongan itu.
Pada awal karirnya sebagai pelukis spanduk, Hartono mengklaim pelanggan tetapnya sudah mencapai 700-an orang. Kini, jumlahnya telah mencapai hitungan ribuan konsumen jasanya yang tersebar di sejumlah daerah di Indonesia.
Jumlah itu ia dapatkan bila ingin setiap hari mendapatkan pelanggan mengingat satu spanduk bertahan satu sampai dua tahun. Dengan jumlah itu, ia bisa bekerja dan mendapatkan uang setiap hari. Apalagi, lanjut Hartono, majunya internet dan ramainya sosial media semakin memudahkan dirinya dalam mencari pelanggan-pelanggan baru.
“Semua pedagang warung makan khas Lamongan di seluruh pulau besar di Indonesia memesan spanduk di saya, kecuali yang di Papua,” kata Hartono. Dia berharap suatu saat ini mendapatkan pesanan di pulau yang terkenal dengan burung Cendrawasihnya itu.
Semakin majunya teknologi, khususnya di bidang percetakan, kata Hartono, belum menjadi ancaman. “Pelaku bisnis warung makan khas Lamongan masih lebih suka dengan lukis manual,” kata Hartono. Menurutnya, spanduk dengan lukis manual seperti yang dia buat ini dipercaya lebih memiliki keberuntungan.


Pelukis spesialis spanduk warung makan khas Lamongan, Hartono bekerja di studio miliknya di Pekayon, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (16/2/2019). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Produksi Spanduk
Dahulu dia tidak pernah mematok harga jasanya, kini setelah dia masuk ke jalur profesional jasanya dihargai tidak murah. “Sekarang harga per meter Rp125.000-Rp140.000 tergantung jumlah hewan yang digambar,” kata Hartono.
Biasanya, lanjutnya, satu warung memesan spanduk sepanjang 10 meter, yang terdiri dari lima meter untuk bagian depan dan 2,5 meter masing-masing untuk sisi kanan serta kiri warung. Untuk spanduk terpanjang yang oernah ia buat, lanjut dia, pernah mencapai sepanjang 25 meter.
Dia mengatakan, harga paling mahal biasanya ada pada spanduk warung makanan khas Lamongan yang menyajikan beragam masakan laut. “Nah, kalo itu hewannya yang digambar kan lebih banyak, jadi paling mahal deh,” kata Hartono.
Harga tersebut, menurutnya, setimpal dengan skill yang Hartono keluarkan. “Tidak semua orang bisa melakukan ini,” kata dia.
Hartono bercerita dirinya telah beberapa kali mengajarkan cara menggambar lukisan warung makan khas Lamongan ini ke orang lain, terutama kalangan anak muda untuk membantu Hartono bekerja. Namun, sebagian besar dari mereka tidak bisa membuat yang seperti pelanggannya inginkan dan sebagian lainnya tidak betah.


Lukisan pahlawan cerita rakyat Lamongam, Joko Tingkir menjadi penghias di studio pelukis spesialis spanduk warung makan khas Lamongan, Hartono di Pekayon, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (16/2/2019). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Membuat lukisan spanduk warung makan khas Lamongan ini, menurut Hartono, tidak sulit tetapi juga tidak mudah. Untuk bisa mencapai pada titik idealnya seperti spanduk dengan kualitas yang Hartono buat saat ini membutuhkan proses yang lama.Beberapa kali eksperimen dia buat, akhirnya Hartono menemukan cara yang paling pas melalui cara seperti membuat lukisan kaca. “Saya mengkombinasikan teknik lukis kaca ini dengan teknik sablon sehingga menghasilkan spanduk yang menarik sekaligus awet,” kata Hartono.


Sri Ningshir, istri pelukis spesialis spanduk warung makan khas Lamongan, Hartono bekerja di studio miliknya di Pekayon, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (16/2/2019). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Selain itu, untuk membuat sebuah spanduk lukisan warung makan khas Lamongan yang mencolok dan bisa menarik perhatian, Hartono menambahkan kain berwarna hijau “stabilo” di tepian kain putih yang telah dilukis. Dalam tahap ini, istri Hartono, Sri Ningsih ambil bagian menjahitkannya.Kerja sama apik Hartono dan Sri Ningsih membuahkan hasil. Kini, usaha jasa lukis spanduk warung makan khas Lamongannya ini telah beromzet rata-rata sekitar Rp25 juta per bulan. Selain mampu membeli sejumlah aset tanah di kampung, berkat usahanya ini Hartono juga bisa memenuhi pendidikan kedua anaknya hingga jenjang perkuliahan.


Pelukis spesialis spanduk warung makan khas Lamongan, Hartono bekerja di studio miliknya di Pekayon, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (16/2/2019). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Namun, dirinya terkendala regenerasi penerus usaha lukis spanduk ini “Kedua putri saya tidak berminat dan lebih memilih bidang lain sebagai cita-cita mereka,” kata dia. Hartono berharap suatu saat regenerasi penerus usahanya ini dapat dilakukan. “Bisa jadi suatu saat anak saya berubah pikiran, ha ha ha ha,” lanjut Hartono sambil tertawa.


Hartono, sang pelukis spanduk warung makan Lamongan

LIPUTAN BERSAMA DETIKFOOD

https://food.detik.com/info-kuliner/d-4705631/ini-sebabnya-spanduk-warung-pecel-lele-dibuat-pakai-warna-mencolok

Warung Tenda Daerah

Ini Sebabnya Spanduk Warung Pecel Lele Dibuat Pakai Warna Mencolok

Riska Fitria - detikFood Sabtu, 14 Sep 2019 15:00 WIB
Foto: Hartono/detikFood Foto: Hartono/detikFood
FOKUS BERITAWarung Tenda Daerah

Jakarta - Yang menarik dari warung tenda pecel lele adalah spanduknya yang selalu dibuat sama dengan warna-warna mencolok. Ternyata ini alasannya.

Mudah untuk menemukan warung tenda pecel lele khas Jawa Timuran. Itu bisa dilihat dari spanduk yang terpasang di warung tenda tersebut.

Spanduknya unik, tertulis nama warung pemilik beserta menu yang tersedia. Juga terdapat gambar-gambar dari menu tersebut, seperti ayam, lele, ikan dan bebek yang selalu terpampang di setiap spanduk pecel lele.
Ini Sebabnya Spanduk Warung Pecel Lele Dibuat Pakai Warna MencolokFoto: Istimewa

Pemilihan warna untuk spanduk pecel lele tersebut selalu dibuat dengan warna-warna yang ngejreng dan mencolok. Uniknya, semua warung tenda pecel lele selalu menggunakan spanduk dengan model yang sama.

"Itu karena pengrajin spanduk pecel lele masih terbilang jarang. Jadi kebanyakan orang memesan spanduk di satu orang yang sama," jelas Hartono sebagai pengrajin spanduk pecel lele kepada detikFood (12/9).

Lebih lanjut, Hartono yang sudah merintis usaha spanduk sejak tahun 1992 ini mengatakan bahwa kesamaan rupa yang digunakan pada spanduk juga untuk menyelaraskan satu sama lain. Sehingga bisa menjadi ciri khas dari pecel lele itu sendiri.
Ini Sebabnya Spanduk Warung Pecel Lele Dibuat Pakai Warna MencolokFoto: Hartono/detikFood

Biasanya warna ngejreng yang digunakan tersebut ada seperti warna stabilo mulai dari kuning, oren hingga hijau. Bukan tanpa alasan, ternyata pemilihan warna tersebut memiliki maksud tersendiri.

Baca Juga : Punya 5.000 Anggota di Jakarta, Ini Kisah Paguyuban Soto Lamongan

"Ya supaya bisa jadi daya tarik pembeli yang lewat apalagi saat malam hari. Kalau kita pakai warna-warna mati nanti gak kelihatan terang pas malam," ungkapnya.

Usaha spanduk milik Hartono ini berawal dari hobinya yang gemar melukis. Awalnya, Hartono juga memiliki warung pecel lele. Kemudian saat membutuhkan spanduk untuk warungnya, ia mencoba untuk membuat spanduk sendiri.
Ini Sebabnya Spanduk Warung Pecel Lele Dibuat Pakai Warna MencolokFoto: Hartono/detikFood

Dari situlah spanduk pecel lele mulai dilihat orang, bahkan kerabat dan temannya tertarik untuk memesan spanduk dengan model yang sama. Hingga saat ini bisnisnya sudah berkembang pesat. Pesanan pun berdatangan, tidak hanya dari Jabodetabek, tetapi juga berbagai daerah lainnya.

Awalnya spanduk pecel lele dibuat dengan cara dilukis secara keseluruhan, mulai dari huruf hingga pada bagian gambar. Namun, seiring banyaknya pesanan yang tidak dibarengi jumlah SDM membuat Hartono harus menyablon khusus di bagian hurufnya.

"Bagian hurufnya disablon, tapi masih saya kasih sentuhan lukisan tangan sedikit. Kalau untuk gambar itu full lukisan,"

Untuk satu spanduk, proses pembuatannya bisa memakan waktu berhari-hari. Tergantung dengan berapa banyak jumlah gambar yang diminta oleh pemesan. Pembuatannya itu dilakukan di rumahnya sendiri yang berada di kawasan Bekasi.